6 Cara Menabuh Rebana Biang

6 Cara Menabuh Rebana Biang

Dalam kelompok rebana biang di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang terdiri dari gendung, kotek dan biang. Masing-masing jelas sekali terdengar bunyinya. Karena itu fungsi dari masing-masing rebana itupun berbeda. Peran yang improvisatoris padat dilakukan oleh penabuh rebana gendung, peran yang ritmis oleh penabuh rebana kotek dan aksentuasi oleh rebana biang atau salun.

Cara menabuhnya pada dasarnya sama saja dengan rebana yang lain. Hanya karena posisi duduknya yang khas dimana kedua belah tangan menjadi bebas untuk memukul dan mampu membuat bunyi yang lebih variabel berikut beberapa macam posisi memukul rebana gendung,kotek dan biang.

1. Gendung dan kotek bila dipukul di bagian pinggir akan menghasilkan suara tinggi dan panjang bila tidak didekap.

2. Bila dipukul agak ke ke tengah dua jari tanpa didekap akan menghasilkan suara agak besar namun paling nyaring.

3. Suara yang paling besar namun tidak terlalu keras bunyinya bila dihasilkan, kalau dipukul pada sepertiga bagian dari garis tengah rebana itu. Dan suaranya bisa mirip sekali dengan suara side drum.

4. Rebana kotek kalau dipukul pada sepertiga bagian dari garis tengahnya sambil disekap, menghasilkan suara yang mirip sekali dengan suara base drum.

5. Bagi mereka yang telah mahir memainkan kendang pencak atau gendang untuk mengiringi gamelan, akan mampu memainkan dua rebana sekaligus dengan improvisasi gendang.

6. Dalam memainkan rebana biang, hanya sebelah tangan saja yang bebas, maka memainkannya tidak bisa selincah kedua rebana, tapi mampu berfungsi sebagai gong bila dipukul lepas. Bisa juga membuat bunyi seperti kempul, kalau dipukul pada bagian pinggirnya. Karena itu rebana biang dalam menampilkannya selalu berfungsi ganda, bisa sebagai kempul atau sebagai gong kecil dan bisa pula sebagai gong besar

Share this post